Aliyah adalah seorang wanita muda yang selalu aktif dan energik. Dia bekerja sebagai seorang pengajar di sebuah sekolah menengah dan juga menghabiskan waktu luangnya dengan kegiatan lari pagi dan yoga. Tapi akhir-akhir ini, Aliyah merasakan adanya suara berdengung di telinganya. Awalnya, dia menganggap hal itu hanya masalah kecil dan berharap hal tersebut akan hilang dengan sendirinya. Tapi setelah beberapa hari, keluhan telinga berdengung tersebut semakin kuat dan tidak kunjung hilang.
Aliyah mencoba mengabaikan keluhan telinga berdengung ini dan tetap beraktivitas seperti biasa. Namun, hal tersebut semakin memburuk dan dia merasa kesulitan untuk berkonsentrasi saat mengajar. Suara berdengung tersebut juga mengganggu tidurnya, membuatnya merasa lelah dan tidak bertenaga di pagi hari.
Aliyah mencari bantuan medis dan pergi ke dokter telinga hidung dan tenggorokan. Setelah melakukan beberapa tes, dokter tersebut memberitahu Aliyah bahwa suara berdengung yang dia alami adalah gejala tinnitus, yaitu kondisi di mana seseorang mendengar suara tanpa ada suara yang sebenarnya. Aliyah merasa sedih dan bingung karena tidak tahu apa yang menyebabkan kondisinya tersebut.
Dokter memberitahu Aliyah bahwa tinnitus bisa disebabkan oleh beberapa hal seperti paparan suara yang berlebihan, infeksi telinga, kerusakan pada sistem saraf, dan efek samping obat-obatan tertentu. Dokter juga memberikan beberapa obat untuk membantu mengurangi gejala tinnitus tersebut, tapi sayangnya obat tersebut tidak membantu Aliyah.
Aliyah merasa frustrasi dan putus asa karena kondisinya tidak kunjung membaik. Suara berdengung tersebut semakin kuat dan mengganggu kehidupannya sehari-hari. Dia mencoba berbagai metode seperti meditasi dan terapi suara untuk mengurangi gejala tinnitus, tapi semuanya tidak berhasil.
Suatu hari, Aliyah bertemu dengan seorang teman yang merekomendasikan terapi alternatif untuk mengatasi tinnitus. Temannya mengatakan bahwa terapi pijat dan akupunktur bisa membantu menghilangkan blokade energi pada tubuh dan mengembalikan keseimbangan tubuh, sehingga mengurangi gejala tinnitus.
Aliyah merasa skeptis terhadap terapi alternatif, tapi karena keputusasaan yang dirasakannya, dia memutuskan untuk mencobanya. Aliyah datang ke klinik terapi alternatif dan bertemu dengan ahli terapi tersebut. Ahli terapi tersebut menjelaskan bahwa telinga berdengung bisa disebabkan oleh blokade energi pada tubuh. Terapi pijat dan akupunktur bisa membantu menghilangkan blokade energi tersebut dan mengembalikan keseimbangan tubuh. Aliyah memutuskan untuk mencoba terapi tersebut.
Saat terapi pijat dimulai, Aliyah merasakan ada titik-titik yang dipijat oleh ahli terapi tersebut. Dia merasakan perasaan nyeri yang cukup besar pada beberapa titik, tapi Aliyah meng
abaikan rasa sakit tersebut dan mencoba bersabar. Setelah sekitar satu jam, terapi pijat selesai dan Aliyah merasa lebih rileks dan tenang.
Selanjutnya, Aliyah menjalani terapi akupunktur. Ahli terapi menempatkan beberapa jarum tipis pada titik-titik tertentu di tubuh Aliyah. Meskipun terlihat menakutkan, Aliyah merasa nyaman saat jarum dimasukkan dan tidak merasakan sakit sama sekali. Dia merasakan getaran dan rasa hangat pada titik-titik tersebut, dan merasa sangat rileks.
Setelah beberapa kali menjalani terapi pijat dan akupunktur, Aliyah merasakan perubahan pada kondisi tinnitus-nya. Suara berdengung tersebut semakin lama semakin reda dan tidak terlalu mengganggu kehidupannya. Aliyah merasa sangat senang karena merasa kondisinya membaik dan dapat menjalani kehidupannya seperti biasa.
Aliyah kembali bekerja sebagai pengajar dengan lebih baik dan merasa lebih bertenaga. Dia juga kembali menjalani kegiatan lari pagi dan yoga dengan penuh semangat. Aliyah sangat berterima kasih kepada ahli terapi tersebut karena telah membantunya dalam mengatasi kondisi tinnitus yang dialaminya.
Tapi kebahagiaan Aliyah tidak berlangsung lama. Suatu hari, Aliyah kembali merasakan suara berdengung pada telinganya. Dia merasa sangat takut dan khawatir bahwa kondisinya akan kembali memburuk. Aliyah kembali menjalani terapi pijat dan akupunktur, tapi kali ini hasilnya tidak begitu memuaskan.
Aliyah merasa sedih dan putus asa. Dia tidak tahu harus melakukan apa untuk mengatasi kondisi tinnitus-nya yang semakin memburuk. Aliyah merasa kesulitan untuk tidur di malam hari dan merasa sangat lelah di pagi hari.
Suatu hari, Aliyah bertemu dengan seorang pasien lain di klinik terapi alternatif. Pasien tersebut mengatakan bahwa dia juga mengalami kondisi tinnitus yang serupa dengan Aliyah dan telah mencoba banyak terapi alternatif untuk mengatasi kondisinya tersebut. Pasien tersebut merekomendasikan terapi aromaterapi yang telah membantunya mengurangi gejala tinnitus-nya.
Aliyah sangat penasaran dan tertarik dengan terapi aromaterapi tersebut. Dia mencari informasi lebih lanjut dan menemukan bahwa aromaterapi menggunakan minyak esensial alami untuk membantu meredakan gejala tinnitus. Aliyah memutuskan untuk mencobanya.
Dia membeli beberapa minyak esensial dan mulai mencoba terapi aromaterapi di rumah. Dia meneteskan beberapa tetes minyak ke dalam air dan menghirup aromanya dengan perlahan-lahan. Aliyah merasa sangat rileks dan merasa bahwa suara berdengung pada telinganya semakin mereda.
Setiap kali Aliyah merasakan gejala tinnitus, dia mencoba melakukan terapi aromaterapi. Dia juga mulai mempelajari teknik meditasi dan latihan pernapasan untuk membantu mengurangi stres dan kecemasan, yang merupakan faktor yang dapat memperburuk gejala telinga berdengung